Program Kaji Desa Bangun Kota adalah inisiatif strategis yang berfokus pada pemberdayaan desa sebagai fondasi untuk membangun kota yang berkelanjutan dan inklusif. Desa-desa yang kuat dan mandiri adalah kunci untuk menciptakan pembangunan kota yang terpadu, dan oleh karena itu, program ini berfokus pada penyusunan masterplan desa yang komprehensif. Masterplan desa bukan hanya sebuah cetak biru pembangunan fisik, tetapi juga mencakup strategi pemberdayaan masyarakat lokal untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan ekonomi, menjaga lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup di daerahnya. Dengan merancang masterplan yang terintegrasi, desa dapat berfungsi sebagai pusat produktivitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi kota.
Dalam prosesnya, Kaji Desa Bangun Kota tidak hanya berfokus pada desain arsitektur, seperti desain villa perdesaan yang sering menjadi bagian dari pembangunan desa wisata, tetapi juga pada pengembangan infrastruktur dasar dan layanan publik yang mendukung keberlanjutan. Program ini memastikan bahwa desain kawasan pedesaan yang dihasilkan tetap menghormati nilai budaya lokal, sambil memberikan ruang bagi inovasi yang modern dan fungsional. Melalui pemberdayaan masyarakat, warga desa didorong untuk menjadi pelaku utama dalam mengelola potensi desanya, sehingga tercipta kesinambungan antara tradisi dan modernitas dalam pembangunan desa.
Lebih jauh lagi, program ini menghubungkan desa-desa dengan visi global melalui penyusunan peta global yang memetakan potensi dan peluang di setiap wilayah. Dengan memahami posisi desa dalam konteks global, desa-desa tersebut dapat memanfaatkan peluang investasi, pariwisata, dan kerjasama internasional. Pemberdayaan masyarakat adalah inti dari program ini, di mana pelatihan, edukasi, dan akses terhadap teknologi diberikan untuk mendorong inovasi lokal yang berdampak luas. Kaji Desa Bangun Kota adalah solusi menyeluruh yang memadukan pengembangan desa dan kota secara harmonis, memastikan setiap desa memiliki peran strategis dalam peta pembangunan nasional dan global.
Dengan luas Desa Ngoran yang tidak terlalu besar, Kepala desa menghendaki untuk adanya penataan zona pembangunan sehingga adanya kontrol pembangunan. Hal ini kami akomodir melalui pembuatan peta zonasi dan nantinya ditetapkan melalui musrenbangdes.
Pelaksanaan pemetaan Potensi Desa sebagai dasar profil desa secara spasial hingga ekonomi. Pendampingan dilaksanakan untuk bersama-sama menentukan batas desa. Selain itu, upgrading perangkat desa untuk dapat terbiasa dengan teknologi pemetaan spasial dan peta. Selain itu, merencanakan pembangunan wisata budaya dan alam (Pantai) yang ada di Desa Serang.
Penggalian nilai budaya Desa Tulungrejo yang memiliki karakteristik Masyarakat yang Multiagama dan Multikultur sehingga dapat menentukan pengembangan tipe wisata desa yang menarik dengan menggandeng wisata utama mereka yaitu hutan pinus loji.
Perencanaan Desa ini merupakan penguatan Branding Desa Wisata sebagai bagian Agrowisata serta pengelolaan BUMDes di Desa Tersebut melalui jaringan Universitas sekitar dan Pendampingan pengelolaan Website desa.